Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Labels

Rabu, 19 Oktober 2011

Atribut Kepribadian

"Jadi setiap orang harus memiliki atribut kepribadian yang pantas untuk setiap pekerjaan yang akan dipilihnya nanti."

Itu adalah kata-kata penutup dari dosen mata kuliah KSPK (Kapita Selekta Pengembangan Kepribadian) tadi siang. Seperti namanya, mata kuliah ini mempelajari dari apa yang dimaksud kepribadian sampai bagaimana kita mengembangkan kepribadian kita masing-masing. Tapi disini saya tidak akan mengulasnya panjang lebar dari awal hingga akhir, tapi saya hanya ingin sekedar sharing tentang apa yang saya dapatkan dari kuliah KSPK saya tadi siang. Saya tertarik dengan penjelasannya tentang atribut kepribadian. Penjelasan beliau sangat membekas di dalam hati karena teori yang beliau sebutkan sesuai dengan apa yang terjadi di lingkungan mahasiswa, terutama dalam diri saya. Semoga ini bisa dijadikan introspeksi bagi diri saya sendiri, dan juga bagi para pembaca.

Dalam penjelasannya, beliau menyebutkan ada beberapa teori tentang atribut-atribut yang mempengaruhi kepribadian manusia. Atribut tersebut memberikan gambaran bagaimana seseorang menampakkan sifatnya dalam bermasyarakat. Atribut-atribut tersebut antara lain:


1. Tempat Kedudukan Kendali (Locus of Control)

Menurut teori ini sifat memisahkan manusia yang memiliki Locus of Control internal dan eksternal. Orang yang memiliki Locus of Control internal cenderung memilii pendirian yang kuat dan sulit dipengaruhi. Orang dengan tipe ini cenderung tidak modis atau tidak gampang terpengaruh oleh perubahan mode. Dalam suatu forum atau diskusi, orang ini cenderung kuat pada pendapatnya dan tak mau kalah dengan pendapat orang lain. Kelebiihan orang dengan Locus of Control internal adalah dia tidak gampang terpengaruh oleh pengaruh buruk dari luar. Profesi yang cocok bagi orang ini antara lain guru, birokrat, pegawai pajak, akuntan, auditor. Karena pekerjaan ini membutuhkan pendirian yang kuat agar tak terpengaruh oleh kliennya, misalnya suap. Sementara orang dengan Locus of Control eksternal cenderung tidak memiliki pendirian atau pendiriannya lemah sehiingga mugah dipengaruhi. Dalam forum atau diskusi, orang ini cenderung pasif. Namun dalam hal penampilan dia selalu tampil modis. Dalam kata lain orang ini selalau update dengan perubahan atau malah memberikan pengaruh untuk banyak orang. Profesi yang cocok untuk orang dengan Locus of Control eksternal antara lain artis, seniman, tim kreatif, dan pekerjaan lain yang rentan terhadap perubahan atau perkembangan lingkungan pekerjaan.

2. Machiavellianisme (Tingkat Plagmatis)

Dalam teori Machiavellianisme, sifat manusia dibedakan ke dalam mach tinggi dan mach rendah. Orang dengan mach tinggi cenderung plagmatis atau hanya mencari tujuan jangka pendek yang biasanya bersifat material. Para politikus, khususnya di Indonesia, biasanya masuk ke dalam kriteria ini. Profesi lain diantaranya adalah artis, pialang saham, penjudi, yang lebih banyak membutuhkan spekulasi. Golongan kedua adalah manusia dengan mach rendah, artinya orang tersebut idealis atau memikirkan tujuan jangka panjang yang tidak lagi bersifat material. Profesi yang mengharuskan memiliki mach rendah atau idealis antara lain Pegawai Negeri Sipil, dosen, mahasiswa (kalau boleh disebut profesi), dan para pejabat negara.

3. Penghargaan Diri (Self Esteem)

Orang yang memiliki pengendalian diri yang tinggi biasanya memiliki percaya diri yang tinggi, dan biasanya cenderung optimis dalam menghadapi masalah. Profesi yang memerlukan esteem tinggi antara lain guru, polisi, artis, polisi, motivator, dan lain-lain. Sementara orang yang memiliki esteem rendah sebaliknya, cenderung tidak pede dengan dirinya sendiri atau jika berhadapan dengan orang banyak. Dia biasanya sering minder dan pesimis dengan masalah yang dihadapi. profesi yang cocok untuk orang yang ber-esteem rendah antara lain OB, pembantu rumah tangga, buruh, atau pekerja di posisi bawahan.

4. Pemantauan Diri (Self Monitoring)

Dari teori ini dapat diketahui orang-orang yang mudah dan susah menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Orang yang memiliki Self Monitoring tinggi akan dengan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan, dengan kata lain dia mudah bergaul dengan sesama. Sementara orang yang  Self Monitoring-nya rendah akan susah menyesuaikan diri atau susah bergaul dengan orang lain. Pergaulan sangat penting karena dengan bergaul kita akan mendapat banyak rekan. Dan dengan banyak rekan pasti kita dapat mendapat manfaatnya baik langsung maupun tidak langsung. Profesi yang membutuhkan Self Monitoring tinggi antara lain artis, guru, sales, pembicara, dan lain-lain. Sementara orang yang memiliki Self Monitoring lebih condong untuk bekerja secara individual, misalnya penjaga gudang, petugas arsip, kurir, dan lain-lain.

5. Pengambilan Risiko

Setiap orang berrbeda-beda penyikapannya jika dihadapkan pada beberapa masalah. Mungkin ada yang akan memilih risiko rendah, bahkan ada yang berani mengambil pilihan yang berisiko tinggi. Orang yang berani mengambil risiko akan cocok untuk jenis pekerjaan seperti pialang saham, tentara, polisi, pembalap, stuntman, dan sejenisnya. Sementara untuk orang-orang yang tingkat pengambilan risikonya rendah, akan cocok untuk bekerja dengan risiko rendah, misalnya sebagai guru, akuntan, pegawai negeri, dan pelukis.

6. Tipe Kepribadian A dan B

Tipe kepribadian A adalah tipe orang yang agrisif atau aktif. Jika diberi pekerjaan, maka dia akan segera menyelesaikannya secepat mungkin. Sementara tipe B akan santai dengan pekerjaan yang diberikan. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan. Tipe A akan cepat selesai dengan pekerjaannya namun juga memiliki risiko tinggi terkena stress. Sementara orang dengan tipe B terlalu menyepelekan pekerjaan, jadi kurang produktif dalam bekerja, namun jarang terkena stress.

Itu tadi adalah tipe-tipe atribut kepribadian yang ada dalam diri masing-masing manusia. Setiap dari kita pasti bisa menilai sendiri kita termasuk tipe apa untuk masing-masing atribut tersebut. Sekedar untuk introspeksi diri dan untuk merencanakan masa depan, coba tanyakan pada diri sendiri apakah sudah sesuai profesi yang kita cita-citakan sudah sesuai dengan atribut kepribadian kita. Alangkah baiknya kita memilih profesi yang sesuai dengan kepribadian kita, atau setidaknya kita berusaha sedikit memperbaiki kepribadian kita agar sesuai dengan apa yang ingin kita lakukan di masa yang akan datang.

(Tulisan ini hanya sekedar renungan untuk saya sendiri, dan semoga bisa tersampaikan kepada para pembaca) 

7 comments:

Vina mengatakan...

Termasuk yang manakah kamu..hehehe...

Ahmad Ulin Niam mengatakan...

Silahkan menilai diri sendiri ya...

Eko Bephe mengatakan...

pegawai pajak=locus of control. :0

Ahmad Ulin Niam mengatakan...

Locus of control internal maksudnya?

Anonim mengatakan...

Iya. maksudku itu slogan Lin. Seperti kalau di buku "Tahukah kamu...?" Aku tau, yang pantas menilai diri adalah diri itu sendiri...^^

Ahmad Ulin Niam mengatakan...

Memang kita butuh penilaian diri sendiri, tapi kalau hanya mengandalkan penilaian sendiri maka akan bersifat subyektif.
Kita juga butuh penilaian dari orang lain tapi jika hanya mengandalkan penilaian orang lain, kita akan menjadi yang orang lain tersebut katakan, bukan menjadi 'aku' yang sebenarnya.
Jadi harus seimbang, kan..

Vina mengatakan...

Oke... Sip2. tambahan: tp ternyat tdk semua orang Lin. Sahabatku lebih mau menerima kekurangan, memaklumi kesalahanku, dan mengadakan perbaikan. Tapi musuhku(kapok lin berdebat di kelas), lbih suka mencari kesalahan yang tidak perlu dan tak berujung, kadang smp keluar konteks...
Kesimpulan: Orang lain pun bs jg subyektif.

Posting Komentar