Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Labels

Minggu, 30 September 2012

Capacity Buildung Part 3 : Semakin Dekat


CB day #4, Lomba PBB

Rambate rante ayo tarik tambang
Disini aku jadi tambah senang
Andaikan aku burung aku akan terbang
3 hari lagi aku akan pulang!

Bangun pagi-pagi menuju ke lokasi
Untuk mengikuti latihan candradimuka
Disinilah aku dibina ditempa
Jadi pelajar yang jaya!

Itu adalah cuplikan lagu yang selalu kami nyanyikan saat moving dari tempat satu ke tempat yang lain. Pastinya kami menjadi lebih semangat karena ada semacam countdown yang menyatakan berapa hari lagi kami akan pulang.


Pagi ini tidak diawali dengan senam pagi, namun kami tetap harus bangun seperti biasanya karena senam pagi diganti dengan ceramah keagamaan. Dalam keadaan pagi yang masih gelap kami bergerak menuju Gedung Chandrasca. Agak kaget saat mengetahui kami yang beragam agama dicampur dalam satu ruangan. Terlebih lagi ada empat pemuka agama dari agama Islam, Kristen, Katholik, dan Hindu berada di depan kami. Hal ini ternyata sengaja dilakukan agar kami lebih menghargai perbedaan. Materi yang disampaikan lebih mengarah kepada pemberian motivasi dari keempat pemuka agama kepada kami.

Acara dilanjutkan dengan ceramah kepemimpinan oleh petinggi di Kopassus dan ceramah tentang pertolongan pertama di lapangan oleh dokter Kopassus. Semua acara kami ikuti dengan antusias walaupun sambil menahan kantuk dan pegal di bagian pinggul karena hampir enam jam kami dalam posisi duduk bersila. Terasa lebih tersiksa dibanding berdiri dan mengikuti aba-aba baris-berbaris.

Sabtu, 29 September 2012

Capacity Buildung Part 2 : Kenali, Ikuti, Nikmati


CB day #1, Orientasi

Secara resmi, acara pembukaan pelatihan bersama Kopassus baru akan diadakan hari ini. Trus yang kemarin apa dong? Ternyata kemarin hanya semacam penyambutan dan pengenalan dengan para pelatih. Upacara pembukaan akan diadakan hari ini pukul 09.00, namun kami harus tetap bangun pagi-pagi untuk mempersiapkan diri.

Sarapan pagi pertama, jam 6 tepat kami harus berkumpul. Seperti biasa ritual dimulai dengan mempersiapkan diri, berbaris, meluruskankan kotak nasi, kemudian berdoa. Masih kurang kompak tapi paling tidak lebih baik dari makan malam kemarin. Berbekal pengalaman makan malam kemarin, aku mempersiapkan diri agar bisa makan dengan lebih cepat.

Makan pagi selesai kami langsung diberangakatkan menuju Gedung Nanggala, tempat upacara pembukaan digelar. Gladi bersih dilakukan agar nanti saat upacara dapat terlihat tertib. Sekiranya lebih dari satu jam kami berdiri, menahan posisi siap, istirahat di tempat, dan hormat. Semua harus sempurna saat upacara dimulai. Upacara pun terlaksana dengan tertib dan lancar.

Berdiri saat upacara itu belum seberapa karena setelah ini kami akan berjalan sejauh kurang lebih 3 kilometer berkeliling markas kopassus. Kami akan melakukan orientasi atau pengenalan lingkungan Makopassus. Ini bukanlah jalan-jalan santai, karena dalam perjalanan kami harus berbaris rapi dan meneriakkan lagu-lagu kebangsaan. Benar saja saat kami tidak menyanyikan lagu, pelatih langsung sigap menyuruh kami push up 15 kali. Lumayan juga karena pletonku kena hukuman push up kira-kira sebanyak 3x15 push up. Sampai di sebuah taman rumput kami istirahat, berkumpul per kompi dan diajarkan yel-yel untuk penyemangat.

Jumat, 28 September 2012

Capacity Buildung Part 1 : Berangkat Menuju Makopassus Cijantung


Berangkat Menuju Makopassus Cijantung

Teriakan yel-yel menyambut kedatanganku di lapangan A kampus STAN. Suara penuh semangat itu ternyata digemakan oleh peserta Capacity Building (CB) gelombang I. Aku, dan mungkin para peserta CB gelombang II yang lain, sempat bertanya dalam hati, diapakan ya mereka ini hingga bisa jadi seperti itu?Mereka penuh semangat dan kompak dalam menyanyikan yel-yel mereka padahal matahari masih terik-teriknya. Semangatku sendiri menjadi lebih membara untuk mengikuti satu minggu pelatihan bersama Kopassus nanti.

Setelah melakukan upacara penyerahan dari pihak STAN kepada Kopassus, kami diberangkatkan dengan menggunakan kendaraan Kopasssus berupa truk yang sering digunakan untuk mengangkut para tentara. Dengan lancar tanpa terhalang macet - namun malah menimbulkan kemacetan bagi pengguna jalan yang lain - kami menuju markas Kopassus di Cijantung. Sesampainya di gerbang markas Kopassus kami langsung diperintahkan untuk turun dengan teriakan-teriakan yang agak sedikit memaksa. Ternyata kami harus berjalan kaki sampai di depan Gedung Nanggala, tempat penyambutan awal dengan para pelatih. Kurang lebih sejauh 2 kilometer kami harus berjalan dengan sambil bernyanyi dan membawa barang bawaan kami yang terbilang berat.