Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Labels

Rabu, 14 Maret 2012

Saat Jarak tak Mempunyai Arti Lagi


AKU, perlahan muncul dari singgasana bertahta oranye. Mendaki sedikit demi sedikit anak tangga maya untuk mengintip kehadiranmu yang telah kau janjikan. Dalam janjimu kita tak akan lama lagi berjumpa. Tak disangka betapa lamanya penantian ini saat kusadari sudah berapa kali sang bulan sabit itu menyapa dan mendahului langkah kecilku. Namun disini aku akan tetap sabar menanti kehadiranmu. Disini aku akan memijarkan sinarku, semakin terang seiring semakin dekatnya penantian ini.

KAMU, dari sisi yang lain, sisi yang tak dapat ku raih saat ini. Kau muncul dengan semangat yang membara, membawa janji itu. Melangkahkan kaki menyusuri setengah dunia. Bersama ribuan pengembara lain yang punya tujuan berbeda. Namun yang kulihat pancaranmu paling kuat dari yang lain. Tetaplah bersinar untuk memenuhi janjimu.

KITA, akhirya bertemu. Setelah kesekian kali sang sabit menyapa kesendirianku. Kini sinarku telah penuh karena semangat untuk berjumpa kamu. Tapi ada apa dengan sinarmu? kau tak secemerlang dulu saat kita masih terpisah jauh. Mungkin sedikit terkikis oleh perjuangan panjang kemarin. Tak apa. Yang penting saat ini kita bisa menari bersama. Bercumbu mesra berdua, hanya berdua.

Tapi tahukah kamu, sayang, sebenarnya saat ini kita tak pernah saling bertemu. Kita sebenarnya masih terpisah oleh jarak yang tak bisa dibilang dekat. Namun apalah arti sebuah jarak. Dia hanyalah sebuah besaran untuk memisahkan dua materi. Yang sekarang kita butuhkan adalah sebuah keyakinan. Yang membuat jarak menjadi lebur dalam kepercayaan. Membuat yang sebenarnya jauh menjadi terasa dekat. Dan itu juga lah yang sedang kita nikmati. Saat ini.


Sejenak menikmati konjungsi Jupiter-Venus, berdua.