Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Labels

Jumat, 28 September 2012

Capacity Buildung Part 1 : Berangkat Menuju Makopassus Cijantung


Berangkat Menuju Makopassus Cijantung

Teriakan yel-yel menyambut kedatanganku di lapangan A kampus STAN. Suara penuh semangat itu ternyata digemakan oleh peserta Capacity Building (CB) gelombang I. Aku, dan mungkin para peserta CB gelombang II yang lain, sempat bertanya dalam hati, diapakan ya mereka ini hingga bisa jadi seperti itu?Mereka penuh semangat dan kompak dalam menyanyikan yel-yel mereka padahal matahari masih terik-teriknya. Semangatku sendiri menjadi lebih membara untuk mengikuti satu minggu pelatihan bersama Kopassus nanti.

Setelah melakukan upacara penyerahan dari pihak STAN kepada Kopassus, kami diberangkatkan dengan menggunakan kendaraan Kopasssus berupa truk yang sering digunakan untuk mengangkut para tentara. Dengan lancar tanpa terhalang macet - namun malah menimbulkan kemacetan bagi pengguna jalan yang lain - kami menuju markas Kopassus di Cijantung. Sesampainya di gerbang markas Kopassus kami langsung diperintahkan untuk turun dengan teriakan-teriakan yang agak sedikit memaksa. Ternyata kami harus berjalan kaki sampai di depan Gedung Nanggala, tempat penyambutan awal dengan para pelatih. Kurang lebih sejauh 2 kilometer kami harus berjalan dengan sambil bernyanyi dan membawa barang bawaan kami yang terbilang berat.



Setibanya di depan Gedung Nanggala kami disambut oleh para pelatih. Kami dibagi menjadi 3 kompi dan tiap kompi dibagi menjadi 3 pleton. Aku masuk dalam kompi B pleton 2. Upacara penyambutan pun dilaksanakan dan tak lupa dibacakan peraturan-peraturan yang harus dipatuhi oleh para siswa.

Kami selanjutnya digiring menuju tempat istirahat kami selama satu minggu nanti, yaitu di sebuah barak berlantai empat. Aku dan teman-teman di kompi B mendapatkan ruangan lantai 3. Sebuah ruangan yang luas dengan banyak velbed (tempat tidur lipat) yang akan menjadi kamar untuk sekiranya 150 orang. Setelah memilih tempat tidur kami segera wudhu, sholat ashar, kemudian mandi. Rasanya malas untuk mandi karena kamar mandi (atau WC) di sini terlalu sempit kalau digunakan untuk mandi. Ada juga kamar mandi yang besar namun kukira tempat itu untuk mandi rame-rame. Ya sudah, aku mandi di WC yang sempit itu saja, aku belum berani mandi rame-rame. Hehe.

Selepas sholat maghrib adalah jadwal makan malam. Jangan bayangkan akan makan seperti di restoran. Upacara makan disini sakral, harus dengan aturan-aturan militer. Kami dikumpulkan di lantai satu barak, tanpa ada meja, tanpa kursi, yang artinya kami harus makan dengan lesehan. Sebelum menghadapi makan malam, kami harus berdiri berbanjar dengan berhadap-hadapan. Semua barisan harus lurus, karena kalau tidak, makan malam belum bisa dimulai. Kemudian kami diberi aba-aba untuk duduk, itu pun juga harus serempak. Posisi duduk saat mengawali makan pun diatur. Duduk bersila, badan harus tegak, kedua tangan lurus di atas lutut, dan pandangan lurus ke depan. Butuh waktu lebih dari 5 menit untuk mengatur kami, para siswa, agar dapat seragam dalam posisi duduk.

Makan malam pun dibagikan. Kami mendapatkan masing-masing satu nasi kotak dan satu gelas air mineral. Makan malam baru bisa dimulai kalau kotak nasi dan air mineral sudah tertata rapi dan lurus dalam satu barisan. Setelah semua beres, satu orang siswa melapor kepada pelatih bahwa makan malam siap dimulai dan memimpin doa. Kami diberi waktu untuk makan sebanyak 5 menit. Semua kelihatan panik, termasuk aku yang tidak biasa makan dengan cepat. Aku makan dengan terburu-buru sampai mulutku berjejalan nasi dan lauk, susah menelan, dan mata sampai melotot. Jangan bayangkan seperti apa. Aku berusaha makan secepat mungkin, karena ku pikir bagi yang makanannya tidak habis dalam 5 menit akan diberi hukuman. Belum ada 5 menit pelatih sudah menghitung mundur waktu. Aku semakin panik. Makanan yang tersisa segera kumasukkan ke dalam mulut, tak peduli bisa kutelan atau tidak.  Benar saja, setelah pelatih selesai menghitung, siswa yang makanannya masih tersisa harus berdiri dan menghabiskan makanan yang tersisa. Alhamdulillah aku tidak termasuk ke dalamnya. Entah karena panik atau takut aku jadi bisa makan dengan cepat.

Makan malam pun selesai, perut ini masih sesak dengan makanan yang secara mendadak didorong ke dalam perut. Sungguh tidak enak rasanya perut ini. Walaupun yang kumakan tadi tergolong makanan yang enak, untuk level anak kos, namun aku tidak bisa menikmatinya karena harus makan dengan cepat. Ritual makan diakhiri dengan laporan dan doa setelah makan.

Sekira 10 atau 15 menit kami diberi waktu istirahat mendengarkan basa-basi bernada keras dari para pelatih. Dilanjutkan dengan pembagian pita putih dan pita hijau sebagai tanda siswa yang sakit. Pita putih diberikan kepada siswa dengan sakit yang parah, dan tidak boleh mengikuti kegiatan berat.  Sementara pita hijau untuk siswa dengan sakit ringan dan sebagai antisipasi saja. Aku mendapat pita hijau.

Selepas basa-basi, kami disuguhi snack malam. Hm padahal perut ini masih sesak dengan makan malam yang baru saja masuk. Ttapi Aku bersyukur juga, kapan lagi bisa makan malam sampai kenyang begini. Posisi duduk siap kembali diatur, kotak snack pun harus lurus. Kami harus menghabiskan snack dan dua gelas air mineral dalam waktu satu menit saja. Wow perut ini jadi seperti digelonggong saja.

Usai makan kami kembali menuju barak untuk beristirahat. Di dalam barak kami ditemani oleh dua orang pelatih pendamping yang akan mendampingi kami selama kegiatan. Perkenalan kami dibuka dengan posisi push up selama beberapa detik. Cukup mengisyaratkan bahwa pelatih kami ini orangnya tegas dan disiplin. Usai perkenalan kami diperbolehkan istirahat, sholat, dan tidur mengingat esok hari akan banyak kegiatan yang harus diikuti.

Seminggu bersama Kopassus baru akan dimulai esok hari.

Bersambung...

3 comments:

Anonim mengatakan...

Ukh.... Ga tega bayanginnya... (>_<)

Makan banyak tapi menyiksa.
Fuh, asal tetap sehat ya...

Ahmad Ulin Niam mengatakan...

Alhamdulillah sekarang udah bisa makan cepat vin

Anonim mengatakan...

ah masa sih... berani ga lawan aku... =P

Posting Komentar