Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Labels

Jumat, 10 Februari 2012

Catatan Langit Hari Ini


Jumat, 10 Februari 2012

13.27
Tas dan alat tulis yang sudah kupersiapkan segera kuambil. Tak lupa nametag dengan pita kuning ku kalungkan di leher. Jangan sampai tertinggal, karena aku tak mau nanti aku dikeluarkan dari ruang ujian gara-gara tidak membawa benda itu. Tali sepatu telah terikat, aku segera melangkah menuju pintu rumah. Terik matahari yang pertama kali terasa. Kemudian hawa panas perlahan menerpa wajahku. Sedikit kulirik ke atas sambil menyipitkan mata. Sang surya gagah di sana. Dengan langit biru dan hanya segumpal awan kecil. Pantas saja sangat terasa panasnya.

13.55
Aku sudah terduduk di bangku ujianku. Aku berada di deretan paling kanan dan menghadap ke arah selatan. Sebelah kananku adalah jendela kaca. Jadi panas matahari kali ini bisa menembus sampai mejaku. Ah siap-siap ujian di bawah terik matahari. Sesekali agak ku geser mejaku agar sedikit terhindar dari terik matahari.

14.32
Setengah jam lebih aku mengerjakan soal ujian di bawah sinar matahari. Berulang kali kututupi wajahku dengan kertas soal, kadang kugunakan kertas soal itu sebagai kipas. Tak selang beberapa lama perubahan drastis pun terjadi. Sambil menuliskan jawaban ujian, ku lirik langit di sebelah kananku. Ada awan mendung besar yang sepertinya siap memayungi. Dan benar saja, matahari seketika tertutup oleh awan mendung tadi. Alhamdulillah, akhirnya tak ada lagi terik matahari yang mengganguku dalam mengerjakan ujian.

14.43
Lembar jawabku baru terisi setengah. Sementara langit kini telah tertutup awan mendung sepenuhnya. Hujan rintik mulai turun. Disusul curahan air entah berapa juta kubik membanjiri bumi. Sangat kontras dengan suasana sekitar satu jam yang lalu.

15.25
Waktu ujian belum habis tapi aku sudah tak tahu apa lagi yang akan kutulis. Kurapikan alat tulis dan kuserahkan lembar jawab ujian kepada pengawas. Tapi aku belum bisa meninggalkan gedung tempat dilaksanakan ujian. Hujan deras masih menahanku dan juga beberapa mahasiswa lain.

16.12
Sampai di rumah dengan kemeja dan tas yang agak basah. Maklum saat perjalanan pulang dan sampai saat ini langit masih menurunkan gerimis. Segera ganti baju, sholat, kemudian tiduran di kamar. Memang lebih melelahkan dari biasanya karena harus melaksanakan ujian di saat orang-orang sedang istirahat dan tidur siang.

17.40
Bangun dari tidur singkat. Kulihat dari jendela, masih gerimis. Wah kemungkinan tidak bisa menikmati langit sore seperti biasanya. Hari-hari sebelumnya memang aku selalu menyempatkan waktu menjelang maghrib untuk sebentar melihat langit. Menikmati warna langit barat yang kadang berwarna oranye, kadang biru muda, kadang ungu. Mencari letak sang bintang senja, purnama, dan sang raja planet, apakah mereka baik-baik saja disana.

18.08
Langit masih mendung, tapi suasana kini berubah jadi kuning atau oranye. Mungkin karena hamburan cahaya matahari senja. Wah indah juga ya, semua berwarna kuning. Aku keluar dari kamar, menuju balkon. Benar saja, kini langit memancarkan sinar kuning jingganya. Aku mencari dimana mereka yang biasanya muncul di saat senja seperti ini. Tapi mereka tak ada, tersembunyi oleh awan mendung. Namun ada pemandangan yang sedikit berbeda yang kulihat saat aku menoleh ke arah timur untuk mencari mantan purnama. Seketika aku takjub saat melihat pola cahaya yang melengkung membentuk setengah lingkaran. Pelangi! Sebuah pelangi!


Aku teringat bahwa terakhir kali aku melihat pelangi adalah dua tahun lalu, saat semester 1, di tempat yang sama, di sini. Sempat terpikir ternyata sudah lama aku merantau di tempat ini. Dan tinggal beberapa bulan lagi aku akan menyelesaikan peran ini. Semoga.

18.21
Adzan magrib telah berkumandang. Sambil mendengarkan suara adzan, kupandangi pelangi yang berangsur menghilang seiring tenggelamya mentari. Kupalingkan wajahku ke arah barat. Langit masih nenyisakan hamburan warna jingganya. Adzan telah selesai. Saatnya menghadap ke Dzat yang menguasai semua yang telah diperlihatkanNya tadi.

*Segala sesuatu dapat dengan cepat berubah, asalkan diijinkan olehNya
*Setiap perjuangan akan diberi balasan yang berharga dariNya.


8 comments:

Vina mengatakan...

Wah... Indahnya.... Itu fotonya ya Lin...
Duh..aku pengen..>_<

Ahmad Ulin Niam mengatakan...

Fotonya masih jelek vin, pake hape jadul sih. hehe

Anonim mengatakan...

Ulin ini... -_-
Aku kn lg ngomongin pelangi..
bukan hape...

Hem, aku sempat tampar khayalanku yang blng Ulin mau foto pelangi itu. Maap ya khayalan...T_T

Ahmad Ulin Niam mengatakan...

Wkakak... Iya vin pelanginya bagus. Tapi sayang, baru lihat sebentar udah hilang.

eh maksudnya tampar khayalan?

Anonim mengatakan...

Yah, yg langka2 emng mahal harganya lin..hem..-_-


Khayalanku kn udh salah. Kutampar jadinya.

Eko Bephe mengatakan...

pada ngomongin apa ta ini? tampar khayalan?

wah... bentar lagi mau selesainya perannya? smangat!!! :D

Ahmad Ulin Niam mengatakan...

Maksudnya gimana sioh vin, tampar khayalan gak ngerti. Khayalan apa maksudnya?

Eko, iya bentar lagi. Semoga lancar. Amin..

Vina A Pramadya Puspa mengatakan...

Jiwa itu kan juga punya tangan, kaki, pipi dll...hehehe...

Khayalanku waktu itu bilang: "Ah, mana mungkin anak kayak Ulin itu sempet memfoto pelangi buat dibagi ke teman-temannya..."^^
Ternyata dia salah. Ya ga sampai ditampar sih. Cuma aku ingatkan jngn diulangi lagi prsangka buruknya. hehehe..

Posting Komentar