Dalam sebuah kesempatan, aku menyempatkan diri untuk
mengikuti sebuah acara bedah buku. “Islam Liberal 101”, sebuah judul yang
membuat aku tak ingin melewatkan acara tersebut. Acara bedah buku tersebut
diselenggarakan pada hari Minggu, 22 Januari 2010 pukul 08.00. Dengan penuh
semangat, pukul delapan tepat aku sudah tiba di tempat, yaitu gedung I kampus
STAN. Ternyata baru beberapa peserta yang datang dan kebanyakan belum memasuki
ruangan karena sedang melihat-lihat bazar buku yang juga digelar di serambi
gedung I. Tak mau ketinggalan, aku pun meluncur ke jejeran buku-buku yang sudah
ditata rapi. Mata ini langsung tertuju pada buku bersampul hitam berjudul “Islam
Liberal 101”, buku yang nantinya akan dibedah oleh penulisnya. Tak perlu pikir
panjang, kutukar buku itu dengan beberapa lembar rupiah. Lumayan lah karena ada
diskon besar. Hehe.
Acara pun dimulai. Sepanjang acara, aku hanya bisa
menggeleng-gelengkan kepala dan beristighfar dalam hati. Reaksi saat Akmal
Syarif, sang penulis buku, membeberkan pernyataan-pernyataan kontroversial dari
tokoh Islam Liberal. Nah, dalam kesempatan ini aku ingin membagi sedikit ilmu
yang aku dapat dari mengikuti acara tersebut.
Sebenarnya apa pengertian Islam Liberal? Para ahli masih
berbeda pendapat mengenai apa itu Islam Liberal. Ada yang mengatakan bahwa Islam
Liberal adalah Islam yang berorientasi pada masa depan. Tapi tidaklah tepat
karena kita tahu bahwa Islam bukanlah agama yang kuno. Islam adalah agama yang
bisa menyesuaikan perkembangan zaman, yang pastinya tetap pada syariat yang
ditentukan. Ada juga tokoh uyang mengatakan bahwa Islam Liberal sama dengan
Islam Protestan, Islam yang penganutnya tidak terima dengan ajaran dan perintah
yang diberikan. Tentu tak bisa disamakan dengan Kristen Protestan. Sebenarnya tak
ada definisi yang khusus tentang apa itu Islam Liberal, namun ada survey yang
mengatakan bahwa jika ada agama dengan ‘titel’ Liberal berarti penganutnya
benci dengan agama itu. Bisa diartikan bahwa orang yang menganut Islam Liberal mengaku
dirinya Islam tapi dalam kenyataannya, perkataan dan perbuatannya mencerminkan
kalau dia membenci Islam.
Dalam penjelasan Akmal Syarif, disajikan enam landasan yang
mendasari ajaran Islam Liberal. Keenam landasan ini bukanlah hasil pemikiran
beliau, tapi berdasarkan apa yang para tokoh iIslam Liberal katakan. Pertama,
landasan yang paling utama bagi mereka, membuka pintu ijtihad pada semua
dimensi Islam, yaitu muamalah (berkehidupan), ubudiyah (ritual), dan ilahiyah
(teologi). Mereka mereka paling suka berijtihad. Namun ijtihad yang mereka
lakukan tidak sama dengan ijtihad yang dilakukan oleh ulama. Ijtihad yang
mereka lakukan lebih condong ke arah spekulasi tanpa pemikiran panjang, dan
sering mengabaikan dalil. Sehingga sering menghasilkan pernyataan hukum yang
menyimpang dari apa yang telah ditetapkan dalam Al-Quran dan Hadis.
Kedua, menafsirkan sebuah dalil dengan berdasarkan religio-etik
dan bukan makna literal teks. Penafsiran yang mereka lakukan lebih kepada
pemikiran yang menurut mereka sebaiknya benar dan selalu mencari-cari makna
lain dari kalimat dalam Al-Quran dan Hadis. Padahal tidak semua kalimat di dalam
Al-Quran dan Hadis mengandung makna lain. Mereka selalu mencari makna lain dan
menafsirkan sendiri sesuai kepentingannya padahal kalimat dalam dalil itu sudah
jelas dan pasti.
Ketiga, mempercayai kebenaran yang relatif, terbuka, dan
plural. Kebenaran dianggap sesuatu yang sifatnya tidak pasti. Mereka menganggap
semua perbuatan bisa dibenarkan dengan mencari-cari alasan yang dianggap
rasional. Bahkan ada tokoh mereka yang pernah mengatakan bahwa zina adalah
perbuatan perasaan, bukan perbutatan fisik. Halal jika melakukan dengan niatan
hati tidak untuk menyakiti namun suka sama suka. Naudzubillah!
Keempat, memihak minoritas yang tertindas. Penganut Islam
Liberal sangat sensitif terhadap isu-isu yang menyangkut kaum minoritas. Ada
benarnya membela kaum yang lemah, namun mereka selalu menggeneralisasikan
masalah kepada salah satu hal. Misalnya saat ada kekerasan TKI di Arab Saudi,
mereka langsung melontarkan opini bahwa negara Islam itu kejam. Padahal
majikannya lah yang melakukan kekerasan tersebut, tapi mereka
menggeneralisasikan bahwa Arab Saudi atau negara Islam adalah negara yang
kejam. Lain halnya jika kasusnya adalah kekerasan TKI di Singapura, mereka tak
tertarik untuk mengomentarinya. Sungguh pemikiran orang-orang yang membenci
agamanya sendiri.
Kelima, meyakini kebebasan beragama dan tidak beragama. Ini adalah
pemikiran murni kaum liberalis. Dengan dasar dalil “Laa ikraaha fid diin”
mereka menafsirkan bahwa tak ada paksaan dalam beragama, dan bahkan mereka
menyatakan bahwa tak ada larangan bagi umat muslim untuk murtad atau mengikuti
ajaran yang menyimpang. Padahal ayat ini tidak bermakna demikian, tak ada
paksaan untuk masuk agama Islam. Lanjutan ayat ini pun tidak mereka perhatikan,
yaitu telah jelas antara yang benar dan yang sesat. Artinya, untuk mengetahui
dan mengikuti kebenaran Islam tidak perlu paksaan, karena Allah telah
menunjukkan jalan kebenaran tersebut dengan jelas.
Keenam, memisahkan agama dari kehidupan sosial masyarakat
dan politik. Dengan kata lain, mereka telah mengakui paham sekuler. Suatu
pemikiran yang salah karena dalam kehidupan sosial dan politik kita tidak boleh
melupakan agama. Agama lah yang akan membimbing kita dalam berkehidupan supaya
tetap pada jalan yang lurus.
Itu tadi adalah beberapa landasan kaum Islam Liberal yang
pemikirannya dapat menyesatkan umat. Sebenarnya
masih banyak contoh-contoh pemikiran mereka yang menjadi kontroversi di
masyarakat. Tanpakita sadari, mereka telah menyebarkan pemikiran mereka melalui
media masa dan sosial yang sekarang sedang banyak digunakan masyarakat.
Tokoh-tokoh mereka pun sudah banyak pengaruhnya di masyarakat, khususnya di
bidang politik. Yang lebih memprihatinkan lagi, tokoh mereka bukanlah dari
kalangan tak terpelajar, tapi kebanyakan adalah lulusan perguruan tinggi yang
berfokus pada agama Islam. Maka alangkah baiknya kita sebagai generasi muda
mempertebal keimanan kita agar tidak mudah terpengaruh oleh pemikiran sesat
mereka.
Marilah kita berlindung kepada Allah dari fitnah
musuh-musuhNya.
Dan pada akhirnya saya mohon maaf jika banyak kesalahan karena sumua yang benar
hanya milik Allah. Wallahu a’lam bis
showab.
10 comments:
101 itu artinya apa?
gmna sebaiknya kita bersikap ya?
Semoga kita dihindarkan dari sifat-sifat yang mendasari pemikiran dan perbuatan mereka.
(yg aku simpulkan dari pernyataan Ulin) -
1.) Semoga terhindar dari sifat naif atau cepat mngambil kesimpulan.
2.) Sebisa mungkin menafsirkan segala sesuatu dengan prinsip kebenaran. (belajar bahasa dg baik, atau berdiskusi dengan teman/orang lain, krn bisa jadi pendapat kita salah)
3.) Terus mnjunjung tinggi prinsip demokratis. Tidak memaksakan kehendakpada siapapun.
"Islam itu bukan organisasi, bukan paham atau dan lainnya. Islam itu islam. Saya bisa tidak bersedih krn islam, bahagia saya karena islam, moral saya membaik karena islam, saya mencintai orang tua, keluarga dan sahabat2 saya karena islam. Saya membutuhkan islam, tapi islam tidak membutuhkan saya. Saya tidak memeluk islam pun islam tidal mengapa..."
Eko, kalau kata penulisnya, dia menggunakan 101 karena kode itu sudah dipahami sebagai kode mata kuliah dasar atau pengenalan terhadap suatu topik.
Emm, kalau sikap kita sih kalau bisa sih kita memerangi juga lewat pemikiran yang lebih logis dan sesuai apa yang sebenarnya disyariatkan. Minimal kita bisa menampik pernyataan mereka yang terang-terang bertentangan dengan Al-Quran dan Hadis. Mungkin itu..
Vina !
Aku takut dua kalimat terakhir yang kamu tulis itu adalah pernyataan Islam Liberal..
ga Lin...Islam yg tdk butuh saya...Bukan saya yg tidak butuh islam...Ulin ini bikin takut...>_<
o, aku kira ada 101 fakta tentang islam liberal gitu, hehe.
komentarnya vina agak janggal, "saya membutuhkan islam tapi islam tidak membutuhkan saya. saya tidak memeluk islam pun tidak apa-apa..." katanya butuh kok tidak memeluk? kalimatnya tidak seimbang. :D
Aduh kalimatnya ambigu..
@Eko: Kurang satu kata eko, "Aku tidak memeluk ISLAM pun, ISLAM tidak mngapa...." bukan aku yng tdk mengapa, tapi islam yg tdk mengapa...
subhanallah, nice post! makasih Ulin.
kapan2 mampir kerumahku, walaupun banyak sampahnya, gak kayak tempatmu XD : aerodest.wordpress.com
Hay Desti, makasih udah mampir..
haha masih banyak kurangnya kok blog ini, jarang ngepost juga..
Posting Komentar